Tepung Mocaf Free Gluten Aman Bagi Penderita Autis
Tepung
Mocaf (Modified Cassava Flour) adalah produk olahan singkong yang difermentasi
sehingga hasilnya memiliki tekstur yang lembut, warna putih, dan tidak berbau
khas singkong. Tepung mocaf kini kian popular, karena tepung mocaf memiliki
karakteristik mampu menyubstitusi terigu. Saat ini kebutuhan tepung terigu
nasional sangat tinggi, sedangkan pasokan masih harus didatangkan dari luar
negeri, karena Indonesia tidak mampu memproduksi gandum yang merupakan bahan
dasar terigu.
Proses
produksi tepung mocaf relatif mudah, sederhana,
dan tidak memerlukan teknologi yang tinggi. Sehingga, bagi para pemula
yang ingin menerjuni bisnis ini tidak memerlukan proses belajar lama. Usaha
produksi tepung mocaf juga dapat dimulai dari skala home industri dengan
investasi yang tidak terlalu tinggi. Secara umum, alat yang dibutuhkan untuk
memproduksi tepung mocaf adalah; alat pengupas dapat menggunakan pisau, mesin
slicer/pemotong, mesin penepung, mesin ayakan, dan alat pengemas.
Prinsip
pembuatan tepung mocaf adalah dengan memodifikasi sel singkong dengan cara
fermentasi, sehingga menyebabkan perubahan karakteristik yang dihasilkan berupa
naiknya viskositas (daya rekat), kemampuan gelasi, daya rehidrasi, dan
solubility (kemampuan melarut) sehingga memiliki tekstur yang lebih baik
dibandingkan dengan tepung tapioka atau tepung singkong biasa. Alur proses
produksi tepung mocaf (modified cassava flour) adalah sebagai berikut:
1. Sortasi Dan Penimbangan.
Sebelum
singkong diproses, disortasi terlebih dahulu untuk memisahkan singkong yang
rusak dan tidak memenuhi standar mutu, kemudian setelah itu dilakukan
penimbangan agar dapat diketahui berat kotor dan berat bersih sehingga dapat
dianalisis total produk jadi dan dapat dihitung tingkat kegagalan.
2. Pengupasan.
Pengupasan
kulit singkong dapat dengan menggunakan pisau. Singkong yang telah dikupas
sebaiknya ditampung dalam bak atau ember yang berisi air sehingga tidak
menyebabkan timbulnya warna kecoklatan dan sekaligus menghilangkan asam sianida
(HCN).
3. Pencucian
Setelah
dikupas, kemudian singkong dicuci dengan menggunakan air bersih. Hindari
penggunaan air yang mengandung kaporit atau terkontaminasi bahan kimia.
Penggunaan air yang mengandung kaporit akan dapat menyebabkan pertumbuhan
bakteri fermentasi terhambat.
4. Slicing / chiping (pemotongan).
Singkong
yang telah dicuci bersih kemudian dipotong-potong tipis-tipis berbentu chip
berukuran kurang lebih 0.2- 0.3 cm. Pemotongan bisa secara manual dengan menggunakan
pisau atau dengan menggunakan mesin slicing.
5. Fermentasi / Perendaman.
Proses
fermenasi chips singkong dilakukan dengan menggunakan drum plastik yang diisi
air kemudian dilarutkan starter Bio-Mocaf. Perendaman chip singkong diupayakan
sedemikian hingga seluruh chip singkong tertutup air. Proses perendaman
dilakukan 30-48 jam.
6. Pencucian.
Setelah
proses fermentasi selesai, kemudian dilakukan pencucian kembali untuk
menghilangkan sifat asam pada chips singkong hingga tidak berasa dan tidak
berbau. lebih cepat kering.
7. Pengeringan / Penjemuran.
Setelah
chips dicuci bersih, kemudian tiriskan dengan menggunakan penjemuran terbuat
dari anyaman bambu/tampah, plat seng dengan ukuran bisa 120 cm x 60 cm, atau
dapat dengan menggunakan terpal. Pengeringan bisa dilakukan dengan menggunakan
energi matahari. Penjemuran dengan menggunakan terpal lebih praktis
penanganannya jika terjadi hujan. Penjemuran dengan mengunakan nampan dari plat
lebih cepat kering. Jika panas matahari normal maka penjemuran dapat dilakukan
minimal 3 hari.
8. Penepungan.
Setelah
chips singkong betul-betul kering hingga mencapai kadar air maksimal 13%,
selanjutnya dapat dilakukan proses penggilingan dengan menggunakan mesin
penepung.
9. Pengayakan
Pengayakan
dilakukan untuk mengasilkan tepung mocaf yang lembut. Pengayakan dapat
dilakukan secara manual menggunakan saringan atau dengan menggunakan mesin
sehingga kapasitasnya lebih besar dan waktu yang digunakan lebih singkat dengan
mesh 100-200.
10. Pengemasan.
Setelah
menjadi produk tepung kemudian dikemasi sesuai ukuran yang kita kehendaki.
Jenis kemasan sesuai dengan tujuan pasar, kemasan plastik umumnya digunakan
untuk produk eceran, sedangkan kemasan karung umumnya pemasaran ke industri
atau pedagang besar.
Tidak ada komentar: